Rasa kantuk dan lelah
yang menghigapi rombongan Komunitas Pemerhati Taman Laut Nasional Takabonerate
dan Sahabat Pulau dalam perjalanan panjang mengarungi dan membelah arus
pelayaran dari Pelabuhan Pattumbukang menuju Pulau Rajuni, Kecamatan
Takabonerate, impas sudah, terbayar oleh sajian panorama alam memukau kawasan
pesisir di sepanjang wilayah Taman Laut Nasional Takabonerate.
Hamparan pasir putih
dengan kondisi perairan laut dangkal dan airnya yang jenih menjadi magnet
berdaya pikat tersendiri bagi para penikmat serta pelancong wisata bahari
sejati, baik dari dalam maupun dar luar daerah.
Pemandangan nyiur
melambai dengan latar belakang pemukiman penduduk nelayan pesisir serta deretan
perahu yang tertambat rapi di sepanjang bibir pantai menambah sempurna suguhan
pesona alam Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan ditengah perjuangan
panjangnya menuju daerah tujuan wisata terpadu di belahan Kawasan Timur
Indonesia. (KTI,red).
Kepusaan tersendiri
dirasakan kelompok Komunitas Pemerhati Taman Laut Nasional Takabonerate dan
Sahabat Pulau, disaat mereka sempat bertatap muka langsung dan melihat dari rutinitas
keseharian warga masyaakat penghuni daerah-daerah pulau yang sempat mereka
sambangi.
Di Pulau Rajuni,
rombongan komunitas pemerhati Taman Lsut Nasional Takabonerate, dan Sahabat
Pulau sempat menikmati hidangan santap siang yang disajikan tuan rumah.
Sebelumnya, puluhan anak kecil usia sekolah dasar dikumpulkan oleh kelompok
Sahabat Pulau. Mereka dikumpulkan dan diberi pembekalan Bahasa Inggris Dasar.
Kunjungan di Pulau
Rajuni diakhiri dengan foto bersama antara warga, kelompok pemerhati Taman
Nasional Takabonerate, Sahabat Pulau, dan siswa sekolah dasar di daerah
setempat. Dari Pulau Rajuni, perjalanan berlanjut ke Pulau Tarupa untuk
melaksanakan Misi pembagian seribu buku tulis kepada para siswa sekolah dasar
sebagai bentuk konsistensi kepedulian kelompok pemerhati Taman Laut Nasional
Takabonerate, sahabat pulau, terhadap keberlangsungan dunia pendidikan di
Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Meninggalkan Pulau
Tarupa, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Pulau Tinabo yang
menjadi pulau tujuan utama rombongan. Di pulau ini, rombongan yang baru tiba
langsung mengadakan kegiatan bakti sosial bersih pantai di sepanjang resort
Pulau Tinabo Island.
Kegiatan berlangsung
usai sholat magrib dilanjutkan ngopi dan jamuan makan malam bersama bertempat di
rumah makan Tinabo Island Resort.
Kabupaten Kepulauan
Selayar yang terletak di jazirah paling selatan Provinsi Sulawesi-Selatan,
ternyata tak hanya dikenal kaya dengan panorama alam pantainya yang
menawan dan surga terumbu karang bawah
lautnya yang senantiasa membuat takjub para penyelam untuk menyelami lebih
dalam keindahan karang atol laut milik daerah berjuluk Bumi Tanadoang tersebut.
Dari penelusuran tim
media pendamping Kelompok Pemerhati Taman Nasional Takabonerate dan Sahabat
Pulau, berhasil menemukan sedikitnya enam buah gentong peninggalan Barang
Muatan Kapal Tenggelam (BMKT, red) di
Desa Tarupa, Kecamatan Takabonerate.
Satu diantara enam gentong
temuan tim media ini merupakan gentong ukuran terbesar yang pernah ditemukan di
perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan. Menurut penuturan warga
bernama, Umar (61 tahun), gentong peninggalan tersebut ditemukan warga penyelam
Desa Tarupa, di sekitar perairan Taka Balanda dan Taka Mariang.
Taka Balanda, dan Taka
Mariang merupakan dua buah gundukan karang yang terletak di perbatasan Bungeng
Melle’ dan perairan Ampallas, Desa Pasitallu, Kecamatan Takabonerate.
Dengan ditemukannya
keenam gentong tersebut, maka genap delapan buah sudah gentong barang muatan
kapal tenggelam yang berhasil ditemukan di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan
Selayar.
Beberapa bulan
sebelumnya, gentong serupa juga ditemukan di Desa Lambego, Kecamatan
Pasimarannu, dan Desa Kembang Ragi, Kecamatan Pasimasunggu. Kedua gentong
dimaksud, ditemukan dalam rangkaian kunjungan kerja Wakil Bupati Kepulauan
Selayar, H. Saiful Arif, SH, pada medio bulan April 2013 kemarin.
Terkait dengan penemuan
delapan gentong barang muatan kapal tenggelam ini direkomendasikan agar pihak
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) Provinsi Sulawesi-Selatan untuk
datang dan melakukan upaya penyelamatan benda cagar budaya dimaksud, agar
benda-benda tersebut tidak menjadi asset perseorangan atau milik
pribadi-pribadi masyarakat. (fadly syarif)
Posting Komentar